Rabu, 04 November 2009

Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran



TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN
PENERAPANNYA DALAM
PEMBELAJARAN


Pada bagian ini dikaji tentang pandangan teori humanistik terhadap proses belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.

A. Tujuan Pembelajaran

1). Pengertian belajar menurut teori humanistik.
2). Pandangan kolb terhadap belajar.
3). Pandangan honey dan Mumford terhadap belajar.
4). Pandangan Habermas terhadap belajar.
5). Pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap belajar.
6). Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran.


B. Uraian Materi

1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri.
Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar, secara optimal.

2. Pandangan Kolb terhadap Belajar
a. Tahap pengalaman konkret
Pada tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya.
b. Tahap pengamatan aktif dan reflektif
Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
c. Tahap konseptualisasi
Tahap ke tiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hokum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.
d. Tahap eksperimen aktif
Tahap terakhir dari peristiwa belajar menurut Kolb adalah malakukan eksperimentasi secara aktif.

3. Pandangan Honey dan Mumford Terhadap Belajar
Honey dan Mumford menggolong-golongkan orang yang belajar ke dalam empat macam atau golongan, yaitu :
a. Kelompok aktivis
Orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok aktivis adalah mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru.
b. Kelompok reflektor
Mereka yang termasuk dalam kelompok reflektor mempunyai kecenderungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis.
c. Kelompok Teoris
Lain halnya dengan orang-orang tipe teoris, mereka memiliki kecenderungan yang sangat kritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalarannya.
d. Kelompok Progmatis
Berbeda dengan orang-orang tipe pragmatis, mereka memiliki sifat-sifat yang praktis, tidak suka berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya.

4. Pandangan Habernas terhadap Belajar
Tokoh Humanis lain adalah Hubermas, ia membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu :
a. Belajar Teknis (technical learning)
Yang dimaksud belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar.
b. Belajar Praktis (practical learning)
Sedangkan yang dimaksud belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang yang disekelilingnya dengan baik.
c. Belajar Emansipatoris (emancipatory learning)
Belajar emansipatoris menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya.

5. Pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap Belajar
Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum ke dalam tiga kawasan yang dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom. Secara ringkas, ketiga kawasan dalam Taksonomi Bloom tersebut adalah sebagai berikut :
a. Domain Kognitif, terdiri atas 6 tingkatan, yaitu :
1). Pengetahuan (mengingat, menghafal)
2). Pemahaman (menginterpretasikan)
3). Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
4). Analisis (menjabarkan suatu konsep)
5). Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
6). Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb.)
b. Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu :
1). Peniruan (menirukan gerak)
2). Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
3). Ketetapan (melakukan gerak dengan benar)
4). Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
5). Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
c. Domain efektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu :
1). Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
2). Merespon (aktif berpartisipasi)
3). Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
4). Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayainya)
5). Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai dari pola hidupnya)

C. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran

  1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
  2. Menentukan materi pelajaran.
  3. Mengidentifikasikan kemampuan awal (entry behavior) siswa.
  4. Mengidentifikasikan topic-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif melibatkan diri atau mengalami dalam belajar.
  5. Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
  6. Membimbing siswa belajar secara aktif.
  7. Membimbing siswa untuk memahami hakikat makna dari pengalaman belajarnya.
  8. Membimbing siswa dalam konseptualisasi pengalaman belajarnya.
  9. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru kesituasi nyata.
  10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

D. Rangkuman

Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Beberapa tokoh penganut aliran humanistik di antaranya adalah :
  1. Kolb, dengan konsepnya tentang empat tahap dalam belajar, yaitu ; pengalaman konkret, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan eksperimen aktif.
  2. Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4, yaitu ; aktifis, reflektor, teoris, dan pragmatis.
  3. Hubermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar yaitu ; belajar teknis, belajar praktis, dan belajar emansipatoris.
  4. Bloom dan Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar, yaitu ; kognitif, psikomotor, dan afektif.
Ausubel, walaupun termasuk juga kedalam aliran konitifisme, ia terkenal dengan konsepnya belajar bermakna (meaningful learning).

1 komentar:

Bagi yang tidak mempunyai ID :

► Account Google,
► Live Journal,
► WordPress,
► TypePad,
► AIM,
► OpenID, &
► Name/URL

Silakan memilih :

► Anonymous

Thanks for comments... !!!